Category Archives: FIQH

SUNNAH YANG DITINGGALKAN SETELAH MEMBACA AL QUR’AN


Forum Salafy Purbalingga:

🔰👣📖SUNNAH YANG DITINGGALKAN SETELAH MEMBACA AL QUR’AN
〽Sunnah yang terlupakan oleh kebanyakan manusia, setelah selesai membaca al qur’an.
✔Disunnahkan setelah selesai membaca al qur’an, untuk membaca berdo’a [Kafaratul Majlis]:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

=======

💡Dalil atas yang demikian, adalah hadits dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
مَا جَلَسَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَجْلِسًا قَطُّ، 

وَلاَ تَلاَ قُرْآناً، 

وَلاَ صَلَّى صَلاَةً إِلاَّ خَتَمَ ذَلِكَ بِكَلِمَاتٍ، قَالَت ْ:
فَقُلْتُ: 

يَا رَسُولَ اللهِ، 

أَرَاكَ مَا تَجْلِسُ مَجْلِساً، 

وَلاَ تَتْلُو قُرْآنًا، 

وَلاَ تُصَلِّي صَلاَةً 

إِلاَّ خَتَمْتَ بِهَؤُلاَءِ الْكَلِمَاتِ ؟ 

قَالَ نَعَمْ، 

مَنْ قَالَ خَيْراً خُتِمَ لَهُ طَابَعٌ عَلَى ذَلِكَ الْخَيْرِ، 

وَمَنْ قَالَ شَرّاً كُنَّ لَهُ كَفَّارَةً

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ).

 

🔰”Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dalam sebuah masjid, tidak pula beliau membaca al qur’an dan tidak pula melaksanakan sebuah shalat, kecuali beliau menutup dengan beberapa kalimat (do’a).
🌺Maka Aisyah berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidaklah aku melihat anda duduk di sebuah majlis, tidak pula anda membaca al qu’an, tidak pula anda melaksanakan suatu shalat, kecuali anda menutupnya dengan kalimat-kalimat tersebut?
🔰Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: 

Betul, dikarenakan barangsiapa yang berkata sesuatu kebaikan, kemudian ditutup dengan do’a tersebut, maka akan dicatat baginya kebaikan.

👍🏻Dan barangsiapa yang berkata kejelekan maka do’a tersebut sebagai kafarat (penebus). 
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أشهد أن لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

 

“Maha Suci Engkau Ya Allah, dan dengan memuji-Mu.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak disembah kecuali Engkau dan aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

========

🔎📆Adapun pada masa ini, kebanyakan manusia -kecuali orang yang Allah rahmati- mereka meninggalkan sunnah ini.
❌Mereka berdo’a setelah selesai dari membaca al qur’an:

صدق الله العظيم
“Maha Benar Allah yang Maha Agung.”
❌Atau dengan mencium mushaf al qur’an.
❗Maka seyogiyanya bagi kita, untuk menyebarkan sunnah ini…

========

📑Dan sungguh al Imam an Nasai’ rahimahullah telah membuat bab, tentang hadits ini dengan ucapan beliau: “Apa yang dibaca tatkala selesai membaca Al Qur’an”
↪Sanadnya shahih, dikeluarkan oleh al Imam an Nasai’ dalam “as Sunnan al Kubro”

🔸Berkata al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam “an Nukat” (2/733), sanadnya shahih.
🔸Berkata asy Syaikh al Albaniy rahimahullah, dalam “ash Shahihah” (7/495): “Ini sanad yang shahih, juga dengan syarat Imam Muslim.
🔸Berkata asy Syaikh Muqbil al Wadi’i dalam kitab “al Jami’ush Shahih mimma Laisa fi Shahihain” (2/128): “Ini hadits yang Shahih.”
Wallahu a’lam bish Shawwab
●●●●●●●

🔰🌠Forum Salafy Purbalingga
↗JOIN dengan kami di chanel telegram:

http://bit.ly/ForumSalafyPurbalingga

TIDAK PERLU MENGUMUMKAN KAPAN TERJADINYA GERHANA


📡 TIDAK PERLU MENGUMUMKAN KAPAN TERJADINYA GERHANA
al-‘Allamah al-Faqih Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah,
📰🗞🚫 “Adapun menyampaikan berita/informasi kepada manusia kapan terjadi gerhana sebelum terjadinya, maka AKU MEMANDANG TIDAK PERLU MEMBERIKAN BERITA/INFORMASI TENTANGNYA (KAPAN GERHANA/SHALAT GERHANA, pen). Karena apabila mereka diberi kabar/info tentangnya, maka mereka akan bersiap untuknya seakan-akan itu merupakan shalat yang diharapkan. Seakan-akan mereka bersiap untuk shalat ‘id. Sehingga mereka datang di atas kesiapan melakukannya, bukan di atas rasa takut.
🎯 Namun apabila itu terjadi mendadak, akan terwujud perasaan ngeri dan takut, tidak seperti pada orang yang telah tahu sebelumnya.

….
⛴ Karena itu aku berharap agar tidak disebut-sebut dan tidak disebarkan di tengah-tengah manusia, termasuk di mass media, jangan disebarkan. 
🚨 Biarkan manusia tidak tahu, supaya kejadian tersebut datang dalam keadaan mereka tidak siap dan tidak menanti-nantikannya. Sehingga peristiwa gerhana itu menjadi LEBIH MENGENA DALAM JIWA masing-masing.”
📚 Majmu’ Fatawa Ibn ‘Utsaimin 16/299-300

 

وأما إخبار الناس بها قبل حدوثها ، فأنا أرى أنه لا ينبغي أن يخبروا بها ، لأنهم إذا أخبروا بها استعدوا لها وكأنها صلاة رغبة ، كأنهم يستعدون لصلاة العيد ، وصارت تأتيهم على استعداد للفعل لا على تخوف، لكن إذا حدثت فجأة ، حصل من الرهبة والخوف ما لا يحصل لمن كان عالماً . 

…… 
فلهذا أتمنى أن لا تذكر ولا تنشر بين الناس ، حتى لو نشرت في الصحف لا تنشرها بين الناس ، دع الناس حتى يأتيهم الأمر وهم غير مستعدين له وغير متأهبين له ، ليكون ذلك أوقع في النفوس .ا.هـ.

 

📚 مجموع فتاوى ابن عثيمين (16/299-300 )
📮📶 Join Channel telegram kami:

📟 https://t.me/manhajulhaqcom

🌏 http://www.manhajulhaq.com

•••••••••••••••••••••

Sumber:

💻 Situs Resmi http://www.manhajul-anbiya.net

HUKUM SALAT DI DALAM MIHRAB


🕋❓ HUKUM SALAT DI DALAM MIHRAB
✍🏻 Syaikh Abu Anas Muhammad bin Hadi Al Madkhali hafizhahullah
❓ Tanya:

Apa hukum salat di dalam mihrab?
💡 Jawab:

💐 Boleh dan tidak mengapa melakukannya. Malik rahimahullah dan sebagian salaf terdahulu membenci untuk salat di dalam thaq yang itu adalah mihrab sekarang. Akan tetapi, setelah itu, ulama seluruhnya menyelisihi hal ini dan amalan pun tetap pada hal tersebut. Segala puji bagi Allah tabaraka wata’ala.
🔊 Audio:

https://archive.org/download/syaikhmuhammad/syaikhmuhammad.mp3
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•

#salat #fatwa
🌍 Website: tashfiyah.com ||| telegram.tashfiyah.com

📱 Gabung Channel Majalah Tashfiyah : bit.ly/telegram_tashfiyah

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM THAWAF DAN SA’I (BAG 3)


🇸🇦🌘🕋🕌KESALAHAN-KESALAHAN DALAM THAWAF DAN SA’I (BAG 3)

1⃣5⃣Tidur ketika melakukan thawaf.

Barangsiapa yang tidur ketika melakukan thawaf maka tidak sah thawafnya dan wajib baginya mengulangi thawaf apabila bangun dari tidurnya, dan pada umumnya tidur terjadi pada orang yang melakukan thawaf dalam keadaan ia dipikul diatas kereta dorong atau tandu.
1⃣6⃣Menjadikan ka’bah di sebelah kanan anak kecil ketika ia digendong pada saat thawaf. Dan ini kesalahan, apabila anak kecil melakukan ihram dan digendong oleh walinya maka wajib sang wali menjadikan ka’bah berada di sebelah kiri anak kecil bukan di sebelah kanannya, dikarenakan apabila ia menjadikan ka’bah di sebelah kanannya maka tidak sah thawafnya.
1⃣7⃣Melakukan shalat dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim ketika kondisi berdesak-desakan dengan manusia, ini merupakan kesalahan dan bisa membahayakan orang-orang yang sedang melakukan thawaf dan itu tidak boleh.
Berkata Abu Sa’id Al Khudry radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
((لا ضرر ولا ضرار))
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain”.
Melakukan shalat di belakang Maqam Ibrahim hukumnya sunnah dan memudharatkan orang lain hukumnya haram, maka hendaknya seorang muslim melakukan shalat dua rakaat di tempat manapun yang mudah baginya dari Masjidil Haram dan tidak boleh memudharatkan orang lain.
1⃣8⃣Memperlama dalam beristirahat ketika melakukan thawaf tanpa adanya hajat, dan ini merupakan kesalahan dikarenakan berkesinambungan hukumnya wajib pada thawaf.
Barangsiapa yang merasa lelah maka boleh baginya beristirahat sebentar kemudian ia menyempurnakan thawafnya dan tidak boleh baginya memperlama istirahatnya.
1⃣9⃣Menetapi doa-doa khusus ketika melakukan thawaf dan ini merupakan kesalahan dikarenakan tidak ada doa khusus  pada thawaf namun seorang muslim berdoa dengan doa yang ia kehendaki kecuali ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad maka ia mengucapkan doa :
((ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار))
2⃣0⃣Melakukan thawaf di kawasan Hijr dan ini kesalahan dan tidak sah thawaf seseorang yang melakukannya, dikarenakan Hijr yang disebut oleh manusia dengan sebutan Hijr Ismail termasuk bagian Ka’bah sedangkan thawaf harus dilakukan di luar Ka’bah bukan dari dalam Ka’bah, maka wajib bagi orang yang berhaji atau melakukan umrah untuk melakukan thawaf dari luar Hijr bukan dari dalam Hijr.
2⃣1⃣Melafazhkan niat thawaf, dan ini merupakan kesalahan dikarenakan niat tempatnya di hati bukan di lisan dan melafazhkan niat merupakan kebid’ahan dengan kesepakatan para ulama’.
2⃣2⃣Melakukan shalat dua raka’at dibelakang Maqam Ibrahim dalam keadaan ber-idhtiba’, ini merupakan kesalahan dikarenakan idhtiba’ khusus pada thawaf.
Dan barangsiapa yang ingin melakukan shalat maka hendaknya ia menutupi kedua bahunya dan tidak menyingkap kedua bahunya tersebut dikarenakan Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang seorang laki-laki melakukan shalat dalam keadaan tidak ada yang menutupi bahunya.
2⃣3⃣Terus melakukan thawaf setelah iqamat shalat dikumandangkan, ini merupakan kesalahan dikarenakan apabila shalat fardhu telah diiqomati maka harus memutus thawafnya dan menunaikan shalat dan ia melanjutkan thawafnya setelah shalat, ia menyempurnakannya dari mana ia berhenti dan tidak mengulangi putaran thawaf dari awal.
◾️الأخطاء في الطواف والسعي◾️

           _الجزء الثاني_
▪️الخامس عشر: النوم أثناء الطواف.

مَن نام أثناء الطواف لم يصح طوافه وعليه إعادة الطواف إذا قام من نومه ، ويحصل النوم غالباً لمن يطوف محمولاً على عربة أو سرير.
▪️السادس عشر: جعل الكعبة عن يمين الصغير أثناء حمله في الطواف.

وهذا خطأ ، إذا أحرم الصغير وحمله وليه ، يجب عليه أن يجعل الكعبة عن يساره لا يمينه ، لأنه إذا جعل الكعبة يمينه لم يصح طوافه.
▪️السابع عشر: صلاة ركعتين خلف المقام مباشرة أثناء الزحام.

وهذا خطأ ، وفيه مضايقة ومضرة للطائفيين ، والمضارة لا تجوز ، قال أبو سعيد الخدري -رضي الله عنه-:قال النبي عليه -ﷺ- : (لاضرر ولا ضرار)١.

الصلاة خلف المقام سنة والمضارة محرمة ، فعلى المسلم أن يصلي الركعتين في أي مكان متيسر في المسجد الحرام ولا يضايق الناس.
▪️الثامن عشر: إطالة الاستراحة أثناء الطواف

لغير حاجة.

وهذا خطأ ، لأن الموالاة واجبة في الطواف ، ومن أحس بتعب جاز له أن يستريح قليلاً ثم يكمل طوافه ، ولا يجوز له أن يطيل الاستراحة.
▪️التاسع عشر: التزام أدعية خاصة بالطواف.

وهذا خطأ ، لأن الطواف ليس دعاء خاص ، بل يدعو المسلم بما شاء ، سوى بين الركن اليماني والحجر الأسود فإنه يقول: (ربنا ءاتنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة وقنا عذاب النار).
▪️العشرون: الطواف بين الحجر.

وهذا خطأ ، ولا يصح طواف مَن فعله ، لأن الحجر ، المسمى عند الناس بحجر إسماعيل من الكعبة ، والطواف لابد أن يكون من وراء الكعبة ، لا من داخلها ، فعلى الحاج والمعتمر أن يطوف من وراء الحجر لا من داخله.
▪️الحادي والعشرون: التلفظ بنية الطواف.

وهذا خطأ ، لأن النية محلها القلب لا اللسان ، والتلفظ بها بدعة باتفاق العلماء.
▪️الثاني والعشرون: صلاة ركعتين خلف المقام مضطبعاً.

وهذا خطأ ، لأن الاضطباع خاص في الطواف ، ومن أراد الصلاة فعليه أن يغطي منكبيه ولا يكشفهما ، لأن النبي -ﷺ- (نهى أن يصلي الرجل وليس على منكبه شيء)٢.
▪️الثالث والعشرون: الاستمرار في الطواف بعد إقامة الصلاة.

وهذا خطأ ، لأنه إذا أقيمت الصلاة المفروضة لزم قطع الطواف وأداء الصلاة ويواصل طوافه بعد الصلاة ، يكمل من حيث وقف ولا يعد الشوط من جديد.
ـــــــــ

١-حديث حسن رواه ابن ماجه.

٢-رواه البخاري.
📚Sumber : “Al Akhtha’ Fit Thawaf Was Sa’i” tulisan Asy Syaikh Badr Bin Muhammad Al Badr Al ‘Anazy حفظه اللّٰه .
📲http://www.albader1.com/
🌏http://cutt.us/EX4li
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

telegram.me/dinulqoyyim

KETELITIAN FIQIH IMAM AHMAD رحمه الله تعالى 


🔭📚. KETELITIAN FIQIH IMAM AHMAD رحمه الله تعالى  (ANTARA MENGANTAR JENAZAH DAN MENGHADIRI WALIMATUL ‘URS) 
💐. Ibnul-Qoyyim -rohimahulloh- berkata:
📝. “Imam Ahmad -rohimahulloh- menyebutkan secara nash (tekstual) bahwa seseorang, jika mengiringi jenazah kemudian dia melihat kemungkaran padanya, dan dia tidak mampu menghilangkannya, sesungguhnya dia TIDAK PULANG (artinya, dia tetap mengantarkannya).
📝. Dan dia juga menyebutkan bahwa jika seseorang diundang untuk menghadiri walimah ‘urs (resepsi pernikahan), kemudian dia melihat kemungkaran dan tidak mampu menghilangkannya, maka hendaknya dia PULANG (tidak menghadirinya).”
💐. Ibnul-Qoyyim berkata : Maka aku bertanya kepada guru kami, Ibnu Taimiyyah -rohimahullloh ta’ala- tentang perbedaan (dua kasus tersebut). 

Beliau mengatakan :
[•]. “(Dalan kasus pertama), sesungguhnya hak dalam mengiringi jenazah adalah HAK SI MAYIT. Maka tidak boleh haknya ditinggalkan karena kemungkaran yang dilakukan oleh orang yang hidup. 
[••]. (Dalam kasus kedua), hak menghadiri walimah adalah HAK TUAN RUMAH (pemilik acara).

Maka jika dia melakukan kemungkaran, gugurlah haknya dengan TIDAK DIPENUHI UNDANGANNYA.”
📋. (I’laamul-muwaqqi’in 4/209)
✅ من دقة فقه الإمام أحمد -رحمه الله-
💯 وَ حـُسـْنِ فــهـم شيخ الإسلام ابن تيمية لأقواله.

❀ فقــه دقيــــق :
❏  قال ابن القيم رحمه الله” :
 نص الإمام أحمد على أن الرجل إذا شهد الجنازة فرأى فيها منكراً ﻻ يقدر على إزالته إنه ﻻ يرجع. 
ونص على إنه إذا دعي إلى وليمة عرس فرأى فيها منكراً ﻻ يقدر على إزالته أنه يرجع. 

❐  قال” فسألت شيخنا ابن تيمية رحمه الله تعالى عن الفرق فقال:
💯  ﻷن الحق في الجنازة للميت فﻻ يترك حقه لما فعله الحي من المنكر.
💯  والحق في الوليمة لصاحب البيت فإذا أتى فيها بالمنكر فقد أسقط حقه من الإجابة. 
📔 إعلام الموقعين (٤/٢٠٩)
Channel : araalfawaiid
📇 Join Channel Telegram :

🔘 http://telegram.me/KEUTAMAANILMU

🔘 http://telegram.me/SERIAKHLAQULKARIMAH